image from safety first blog
Kita terkejut melihat dahsyat nya bencana alam di Jepang baru-baru ini, gempa dan tsunami meluluhlantakkan pesisir jepang timur laut, disusul kemudian terbakarnya fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir mengakibatkan bahaya radiasi nuklir, puluhan ribu korban yang jatuh, kekurangan bahan makanan, air , penerangan listrik dan cuaca dingin juga menyergap. Lengkap sudah penderitaan bangsa jepang yang di perkirakan terburuk sejak bom atom di jatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada saat menjelang berakhirnya perang dunia ke dua.
Namun kita harus angkat topi dan salut kepada pemerintah Jepang dan rakyat jepang , cara mereka menangani paskah bencana besar ini dengan begitu elegance dan terukur serta teratur, kita tidak melihat adanya berita penjarahan, keributan karena berebut bantuan makanan, mencari kesempatan dalam kesempitan , malah kita dengar toko-toko serba ada menurunkan harga jualannya untuk membantu para korban, bahkan pemerintah ikut menurunkan harga bahan bakar . Tiak terlihat kepanikan dan kesedihan yang berlarut-larut, masyarakat Jepang bersama pemerintah bahu membahu menanggulangi bencana besar yang kabarnya terdahsyat sejak 140 tahun.
Mengapa bangsa ini begitu kuat dan displin dalam menghadapi bencana ini, ternyata bangsa ini sejak kecil telah diajar falsafah "Gambaru"harus kuat dan terus mengencangkan diri untuk mencapai tujuan. mengutip tulisan dari kompas gambaru berarti : gambaru....berjuang mati-matian sampai titik darah penghabisan, bekerja hingga batas kemampuan terakhir, atau melakukan sesuatu dengan segala daya dan upaya, bahkan yang terpahit sekalipun, untuk mencapai yang terbaik.--(Rouli esther pasaribu ,-kompas 18 maret 2011.)