Hari pertama
Kesempatan kali ini untuk mencoba mengendarai sedan kecil Toyota - Yaris jarak jauh sendirian terkabul, setelah mendapat dukungan dari istri dan anak. Saya pun bersiap untuk menjalankan rencana tersebut, mengingat kendaraan tersebut sangat di butuhkan oleh putri saya, yang sedang bekerja magang di salah satu perusahaan produsen keramik di bilangan Uluwatu Denpasar Bali.
Persiapan singkat dan rencana perjalanan sudah siap, seperti keperluan perjalanan, peta Jawa- Bali, senter, lap,peralatan mandi, pakaian , minuman dan makanan kecil dan lain-lain.
Pejalan saya mulai dari Jakarta , tepat Jam 2.30 dinihari di hari H tepat di hari raya Lebaran 1 syawal 1431 hijrah, Dengan kecepatan sedang 80 km sampai 100km perjam saya lalui jalan mulus toll Cikampek , masuk simpang jomin, Pemanukan , Indramayu, Cerebon, tol kanci -masuk tol Bakri ke Jawa tengah, keluar di Pejagan .
Bersamaan solat Idul Fitri, mobil yang saya kendarai telah masuk jalan tradisionil pantura Brebes. Sepanjang jalan ini kecepatan mobil saya berkurang untuk menghormati jem'ad yang sembayang Idul fitri yang telah mengambil satu lintasan jalan yang ada.
Sepanjang jalan dari brebes ke Tegal, Pekalongan, Subah , Alas roban sampai Grinsing , tidak ada hal yang menghambat kecuali sedikit macet di Tegal , karena banyak orang yang bubar sembayang di taman kota. Kondisi jalan yang sepi dan cukup baik , sedikit terdapat lobang dan gelombang di jalan, membuat perjalan ini sangat menyenangkan walau mengendarai mobil kecil seperti Toyota Yaris ini.
Dikota Grinsing di kaki Alas roban yang angker ini saya berhenti untuk istirahat, di sebuah restorant favorit saya ayam goreng yang memang terkenal lezat, kesempatan ini saya pergunakan waktu untuk mandi dan makan pagi di sana. Indra resto namanya, restorant ini cukup bersih dan terjangkau.
Tepat jam 10.30 saya meninggalkan restorant terus menuju kota Semarang melalui Weleri, kendal dengan mulus, Memasuki kota semarang saya berpikir untuk mengambil jalan tengah menuju Kota Solo , Caruban terus ke Jawa timur. Setelah belok Kanan dari pinggiran kota semarang masuk Tol Semarang – Ungaran Tujuan kota Solo, Di sini terjadi Hambatan, selepas tol , kendaraan saya terjebak macet yang luar biasa, Setelah 1jam berjuang untuk sabar, dengan melihat kondisi jalan yang demkian padat, akhirnya saya putuskan untuk memutar kembali masuk jalan tol menuju kota Semarang dan seterusnya belok kanan kearah kota Demak, Kudus, Pati di pantura Jawa tengah, Setelah mengisi bensin pertamax , perjalanan saya teruskan menuju Timur, Rembang dan makan siang di kota ini dan beristirahat sebentar.
Hari pertama saya lampau dengan baik, setelah sampai di rumah Ipar di bilangan Galaxy kota Surabaya barat . Karena sisa perjalanan dari Rembang ke Surabaya saya lakukan dengan santai , maka baru Jam 8.30 saya sampai di rumah untuk beristirahat mengumpulkan tenaga untuk melanjutkan perjalanan sisanya ke Denpasar Bali esok hari.
Kesempatan kali ini untuk mencoba mengendarai sedan kecil Toyota - Yaris jarak jauh sendirian terkabul, setelah mendapat dukungan dari istri dan anak. Saya pun bersiap untuk menjalankan rencana tersebut, mengingat kendaraan tersebut sangat di butuhkan oleh putri saya, yang sedang bekerja magang di salah satu perusahaan produsen keramik di bilangan Uluwatu Denpasar Bali.
Persiapan singkat dan rencana perjalanan sudah siap, seperti keperluan perjalanan, peta Jawa- Bali, senter, lap,peralatan mandi, pakaian , minuman dan makanan kecil dan lain-lain.
Pejalan saya mulai dari Jakarta , tepat Jam 2.30 dinihari di hari H tepat di hari raya Lebaran 1 syawal 1431 hijrah, Dengan kecepatan sedang 80 km sampai 100km perjam saya lalui jalan mulus toll Cikampek , masuk simpang jomin, Pemanukan , Indramayu, Cerebon, tol kanci -masuk tol Bakri ke Jawa tengah, keluar di Pejagan .
Bersamaan solat Idul Fitri, mobil yang saya kendarai telah masuk jalan tradisionil pantura Brebes. Sepanjang jalan ini kecepatan mobil saya berkurang untuk menghormati jem'ad yang sembayang Idul fitri yang telah mengambil satu lintasan jalan yang ada.
Sepanjang jalan dari brebes ke Tegal, Pekalongan, Subah , Alas roban sampai Grinsing , tidak ada hal yang menghambat kecuali sedikit macet di Tegal , karena banyak orang yang bubar sembayang di taman kota. Kondisi jalan yang sepi dan cukup baik , sedikit terdapat lobang dan gelombang di jalan, membuat perjalan ini sangat menyenangkan walau mengendarai mobil kecil seperti Toyota Yaris ini.
Dikota Grinsing di kaki Alas roban yang angker ini saya berhenti untuk istirahat, di sebuah restorant favorit saya ayam goreng yang memang terkenal lezat, kesempatan ini saya pergunakan waktu untuk mandi dan makan pagi di sana. Indra resto namanya, restorant ini cukup bersih dan terjangkau.
Tepat jam 10.30 saya meninggalkan restorant terus menuju kota Semarang melalui Weleri, kendal dengan mulus, Memasuki kota semarang saya berpikir untuk mengambil jalan tengah menuju Kota Solo , Caruban terus ke Jawa timur. Setelah belok Kanan dari pinggiran kota semarang masuk Tol Semarang – Ungaran Tujuan kota Solo, Di sini terjadi Hambatan, selepas tol , kendaraan saya terjebak macet yang luar biasa, Setelah 1jam berjuang untuk sabar, dengan melihat kondisi jalan yang demkian padat, akhirnya saya putuskan untuk memutar kembali masuk jalan tol menuju kota Semarang dan seterusnya belok kanan kearah kota Demak, Kudus, Pati di pantura Jawa tengah, Setelah mengisi bensin pertamax , perjalanan saya teruskan menuju Timur, Rembang dan makan siang di kota ini dan beristirahat sebentar.
Hari pertama saya lampau dengan baik, setelah sampai di rumah Ipar di bilangan Galaxy kota Surabaya barat . Karena sisa perjalanan dari Rembang ke Surabaya saya lakukan dengan santai , maka baru Jam 8.30 saya sampai di rumah untuk beristirahat mengumpulkan tenaga untuk melanjutkan perjalanan sisanya ke Denpasar Bali esok hari.
Hari ke 2
Setelah makan pagi, saya melanjutkan perjalan dari kota Surabaya menuju pulau Bali, Kali ini Ipar saya menyertai saya dalam perjalan ini, saya tidak kuasa untuk menolaknya, karena perjalanan ini juga penting bagi dia untuk menjenguk orang tuanya yang tinggal di Denpasar.
Dalam perjalanan saya awali dengan mencoba menembus kemacetan hebat di jalur Porong menuju kota Pasuruan, Perjalanan di mulai Jam 9.30 dari Surabaya , Jam 11.30 kami belum juga lolos dari jalur ini . kami sengaja tidak ingin memakai jasa penunjuk jalan yamg banyak menawarkan jasa pandu di sepanjang jalan porong ini , mereka akan memandu kita melalui jalan kampong di sekitar sebelah utara tanggul Lapindo ini..Untuk itu kami sabar saja menyusuri secara perlahan dan merayap di jalan raya porong yang berdampingan dengan tanggul Lumpur sidoarjo yang terkenal itu. Jalur ini terpaksa kami ambil karena kami tidak ingin berputar mengambil jalan alternatif memutar melalui kota krian menuju kota Mojokerto terus ke Pasuruhan yang lebih jauh.
Selepas jalur macet Porong, kami disambut jalur sempit kota Bangil , menuju dan selepas kota Pasuruhan, disini pun macet dan berjalan merayap, Begitu banyak motor yang melalui jalur ini bercampur dengan kendaraan bus dan mobil pribadi.
Setelah beristirahat di sebuah Pom Bensin selepas kota Pasuruan ,yang mempunyai fasilitas rest area lengkap seperti tempat mandi bersih , restorant, penginapan dan parkir yang luas, kami pun melanjutkan perjalanan setelah puas makan minum di tempat ini,kali ini kemudi diambil alih oleh Ipar saya, mobil di pacu dengan mulus dan dengan kecepatan yang dapat berkembang sampai 90 /100 km perjam , Jalan yang lurus mulus menuju kota Probolinggo, sepanjang jalan kami dapat melihat pemandangan indah sekitar pembangkit listrik Paiton terus ke kota Situbondo, Asembagus , serta pemandangan indah pantai dan perkebunan pohon jati di tanjakan tapal kuda, dibayangi mendung dan cuaca sejuk, menjelang magrib kami pun sampai di terminal Ketapang .Sebelum melanjutkan perjalanan, kami makan sore nasi rawon di depan terminal penyeberangan Ketapang kota Banyuwangi.
Hujan rintik-rintik menyertai kami masuk terminal penyeberangan,kami naik kapal dengan membayar rp.94.000, untuk ongkos penyeberangan ferry, Jam menujukan pukul 19.00 waktu Jawa. Setelah 45 menit perjalanan kami pun keluar dari perut Ferry terus non stop menuju kota Denpasar, Di iringi hujan kecil kami melaju dengan cepat menuju terminal Ubung di Denpasar. Tepat Jam 22.30 waktu Bali, kami telah tiba di pasar Pidada belakang terminal bus Ubung untuk makan malam . Ipar saya yang mengendarai kendaran ini dengan cepat memarkir kendaraan dan cepat masuk kedalam pasar yang telah sepi menuju warung makan faforitnya yang di Bali dikenal “nasi Ubung”. Nama ini terkenal karena pemilik nya dulu menjajakan Nasi ini di terminal bus Ubung,. Pada saat itu warung baru buka Jam 24.00 malam, Biasanya langsung di serbu penggemar nya dan pelanggan harus antri untuk menikmati nya. Sekarang karena tenaga dan usia si embok telah berkurang, warungnya telah pindah kepasar Pidada dan buka Jam 19.00 dan habis tidak habis tutup Jam 23.00 .kami beruntung masih dapat menikmati makan malam “ nasi ubung” di pasar Pidada Ubung Denpasar Bali ini. Dengan nikmat ipar saya menghabisi 2 porsi nasi ubung malam itu.
Nah sekarang bagaimana, datang terus ke rumah pemondokan anak saya di bilangan Sidakarya, Hal ini akan menggangu orang tua yang sedang istirahat, kami putuskan untuk mencari hotel di sekitar pasar Pidada ini. Mengingat sebelum menyerahkan kendaraan ini, harus di service dulu di Toyota astra 2000, yang bengkelnya tidak jauh dari pasar Pidada ini.
Dalam perjalanan saya awali dengan mencoba menembus kemacetan hebat di jalur Porong menuju kota Pasuruan, Perjalanan di mulai Jam 9.30 dari Surabaya , Jam 11.30 kami belum juga lolos dari jalur ini . kami sengaja tidak ingin memakai jasa penunjuk jalan yamg banyak menawarkan jasa pandu di sepanjang jalan porong ini , mereka akan memandu kita melalui jalan kampong di sekitar sebelah utara tanggul Lapindo ini..Untuk itu kami sabar saja menyusuri secara perlahan dan merayap di jalan raya porong yang berdampingan dengan tanggul Lumpur sidoarjo yang terkenal itu. Jalur ini terpaksa kami ambil karena kami tidak ingin berputar mengambil jalan alternatif memutar melalui kota krian menuju kota Mojokerto terus ke Pasuruhan yang lebih jauh.
Selepas jalur macet Porong, kami disambut jalur sempit kota Bangil , menuju dan selepas kota Pasuruhan, disini pun macet dan berjalan merayap, Begitu banyak motor yang melalui jalur ini bercampur dengan kendaraan bus dan mobil pribadi.
Setelah beristirahat di sebuah Pom Bensin selepas kota Pasuruan ,yang mempunyai fasilitas rest area lengkap seperti tempat mandi bersih , restorant, penginapan dan parkir yang luas, kami pun melanjutkan perjalanan setelah puas makan minum di tempat ini,kali ini kemudi diambil alih oleh Ipar saya, mobil di pacu dengan mulus dan dengan kecepatan yang dapat berkembang sampai 90 /100 km perjam , Jalan yang lurus mulus menuju kota Probolinggo, sepanjang jalan kami dapat melihat pemandangan indah sekitar pembangkit listrik Paiton terus ke kota Situbondo, Asembagus , serta pemandangan indah pantai dan perkebunan pohon jati di tanjakan tapal kuda, dibayangi mendung dan cuaca sejuk, menjelang magrib kami pun sampai di terminal Ketapang .Sebelum melanjutkan perjalanan, kami makan sore nasi rawon di depan terminal penyeberangan Ketapang kota Banyuwangi.
Hujan rintik-rintik menyertai kami masuk terminal penyeberangan,kami naik kapal dengan membayar rp.94.000, untuk ongkos penyeberangan ferry, Jam menujukan pukul 19.00 waktu Jawa. Setelah 45 menit perjalanan kami pun keluar dari perut Ferry terus non stop menuju kota Denpasar, Di iringi hujan kecil kami melaju dengan cepat menuju terminal Ubung di Denpasar. Tepat Jam 22.30 waktu Bali, kami telah tiba di pasar Pidada belakang terminal bus Ubung untuk makan malam . Ipar saya yang mengendarai kendaran ini dengan cepat memarkir kendaraan dan cepat masuk kedalam pasar yang telah sepi menuju warung makan faforitnya yang di Bali dikenal “nasi Ubung”. Nama ini terkenal karena pemilik nya dulu menjajakan Nasi ini di terminal bus Ubung,. Pada saat itu warung baru buka Jam 24.00 malam, Biasanya langsung di serbu penggemar nya dan pelanggan harus antri untuk menikmati nya. Sekarang karena tenaga dan usia si embok telah berkurang, warungnya telah pindah kepasar Pidada dan buka Jam 19.00 dan habis tidak habis tutup Jam 23.00 .kami beruntung masih dapat menikmati makan malam “ nasi ubung” di pasar Pidada Ubung Denpasar Bali ini. Dengan nikmat ipar saya menghabisi 2 porsi nasi ubung malam itu.
Nah sekarang bagaimana, datang terus ke rumah pemondokan anak saya di bilangan Sidakarya, Hal ini akan menggangu orang tua yang sedang istirahat, kami putuskan untuk mencari hotel di sekitar pasar Pidada ini. Mengingat sebelum menyerahkan kendaraan ini, harus di service dulu di Toyota astra 2000, yang bengkelnya tidak jauh dari pasar Pidada ini.
“hotel Merta sari “ (J.W. Menuh)
image by : balog
Singkat cerita kami bersyukur setelah berputar putar di sekitar kawasan Pidada ini, dan bertanya kami menemukan hotel bagus dan bersih : “hotel Merta sari “ (J.W. Menuh) di jalan Pidada barat XIII Ubung Denpasar Bali. kami pun mendapatkan hotel sekelas melati yang baru dibangun dengan harga yang sangat terjangkau Rp. 75.000, permalam, tanpa AC, tidak dapat makan pagi.
Hari ke tiga
Pagi-pagi hari minggu , kami membawa mobil kecil Toyota Yaris ini ke Bengkel Toyota Astra 2000 untuk menjalani perawatan rutin service ke km. 20.000.
Pagi-pagi hari minggu , kami membawa mobil kecil Toyota Yaris ini ke Bengkel Toyota Astra 2000 untuk menjalani perawatan rutin service ke km. 20.000.
merdeka, selalu melayani, terus bersemangat, hingga kita sampai baka..... by: balog karoseri bus indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar anda di kotak ini,komentar anda dapat mencerahkan bagi kita semua, terima kasih, tetap semangat dan selalu berbagi.